Menilik beberapa bulan kebelakang layar kaca televisi dihiasi oleh wajah-wajah para pejabat Negara yang terlibat kasus hukum, bahkan sebagiannya terjerat dalam lilitan berbagai skandal yang begitu menggegerkan publik dan bisa dipastikan hinggga detik ini pun kasus-kasus tersebut belum bisa terselesaikan. Ada apa dengan negeri ini?
Ratusan ribu siswa peserta Ujian Nasional 2010 gagal menembus nilai minimum yang ditentukan pemerintah, dan seperti yang kita ketahui standar kelulusan UN naik tiap tahunnya. Jeritan siswa yang tidak lulus dan orang tuanya mengiringi pengumuman kelulusan UN karena, mau tidak mau harus menelan pil pahit hasil kebijaksanaan pemerintah.
Dan tepatnya hari minggu (02/05) pemerintah daerah kota Bandung menyelenggarakan upacara dalam rangka memperingati hari pendidikan nasional yang jatuh pada hari itu dengan mengusung tema pendidikan karakter. Sebenarnya karakter seperti apa yang harus dimiliki bangsa yang besar seperti Indonesia. Apakah karakter para koruptor atau markus yang menjadi salah satu contoh output dari sistem pendidikan di Indonesia?
Jika membicarakan definisi pendidikan, hakikat pendidikan, tujuan pendidikan sudah barang tentu akan mudah kita dapatkan. Permasalahannya sekarang adalah krisis keteladanan yang dimiliki masyarakat dan kurangya penanaman moral (akhlak) sejak dini pada tiap individu.
Dewasa ini, (tt.:http://one.indoskripsi.com/) Era global telah menimbulkan dehumanisasi dan memperkuat materialisme. Perkembangan teknologi yang canggih di sisi lain membuat anak didik diperalat seperti robot. Sekolah tidak lagi bersifat edukatif dan kreatif melainkan hanya menyiapkan tenaga atau mesin industri. Sedangkan aspek-aspek lain yang harus dimiliki generasi muda seakan dinafikan begitu saja. Mungkin hal itu merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi seseorang lebih pintar akan tetapi kekeringan moral.
Pendidikan tauhid dan akhlak harus selalu mendampingi seseorang dalam sebuah proses pendidikan agar tetap ada pada jalur yang benar dan mengetahui batasan-batasannya. Disamping itu orang tua harus benar-benar memegang peranan penting dalam perkembangan putra/putrinya karena, lingkungan keluarga sangat berpengaruh terhadap pembentukan karakter seseorang. “Aku mendengar Anas ibn Malik menceritakan dari Rosulullah saw yang bersabda: muliakanlah anak-anakmu dan didiklah dengan baik karena sesungguhnya anak-anakmu anugerah untukmu”. (H. R. Ibnu Majah).
Jika suatu perubahan yang diharapkan dari sisitem pendidikan di Indonesia semakin jauh terlihat, maka hal itu bukan merupakan akhir dari perjuangan kita untuk menciptakan generasi rabbani di negeri ini. Dimulai dari lingkungan terkecil dahulu (keluarga) dengan mengokohkan keimanan kemudian membina karakter anak dengan memberi teladan kepada mereka. Wallahua’lam bishawab… (Falah el Safra'i)
0 komentar:
Posting Komentar