Rabu, 27 Mei 2009

artikel


Pantaskah Mahasiswa “Kini” Menjadi
Motor Pergerakan Indonesia?
Oleh : Evi Suci Pratiwi. S (Arab'08)

Pantaskah Mahasiswa “Kini” Menjadi
Motor Pergerakan Indonesia?

Dan Kami hendak memberi karunia kepada orang-orang yang tertindas di bumi (Mesir) itu dan hendak menjadikan mereka pemimpin dan menjadikan mereka orang-orang yang mewarisi (bumi). (Al-Qashash :5)
Kami kisahkan kepadamu (Muhammad) cerita ini dengan benar. Sesungguhnya mereka adalah pemuda-pemuda yang beriman kepada Tuhan mereka, dan Kami tambah pula untuk mereka petunjuk. (Al-Kahfi: 13)

Indonesia yang berkeadilan dan sejahtera membutuhkan pemimpin-pemimpin dari kalangan kaum muda. Indonesia membutuhkan pemuda yang tidak hanya cerdas, namun juga bersih dan peduli rakyat kecil. Tidak cukup satu pemuda, bangsa ini butuh banyak pemuda untuk mengisi pos-pos kepemimpinan negara.
Pemuda adalah harapan setiap bangsa. Realita pemuda hari ini dapat diproyeksikan untuk memprediksi masa depan dari bangsa tersebut. Tentunya yang menjadi harapan adalah pemuda. Pemuda shahih, yang punya watak dan kepribadian, kreatif, dan senantiasa mengemukakan gagasan yang segar. Pemuda yang tidak larut dalam lumpur maksiat, inilah sosok makhluk yang sangat dicintai Allah.
Dimanapun dibelahan dunia ini pemuda ataupun mahasiswa dikategorikan kepada kelompok educated middle class ( kelas menengah yang terdidik), yang mampu lobi ketingkat elit maupun berkomunikasi dengan masyarakat awam, atau istilah yang digunakan di buku ini rakyat “alit” sehingga pemuda dan mahasiswa senantiasa menjadi incaran semua gerakan, termasuk yang merusak kehidupan itu sendiri, seperti jaringan pengedar narkoba, ideologi menyesatkan dan life style yang berlebihan. ( disamapikan oleh Tifatul Sembiring dalam pengantar buku revolusi dakwah kampus, 2006).
Merefleksikan dari pernyataan Tifatul Sembiring diatas, sepantasnya membuat “kita”
Mengevaluasi diri, apakah “kita” adalah pemuda yang dimaksud dengan pemimpin bangsa dimasa depan? Dengan keadaan pemuda khususnya mahasiswa “saat ini” berbicara menganai pergerakan kebangkitan bangsa Indonesia tidak akan terlepas dari sejarah masa lalu bangsa ini.
Mungkin, orang lebih banyak tahu melalui sejarah konvensional yang mencatata hari Kebangkitan Nasional dimulai 20 Mei 1908, saat Boedi Oetomo (Boedoet) berdiri. Semoga saja, kita sebagai umat Islam tidak mudah taklid, fanatis budaya dengan apa yang disodorkan dalam ruang-ruang sempit sekolah dan perkuliahan kita, karena ada sisi lain dari sejarah yang oerlu diungkap.
Ada tanggal kelahiran organisasi lain yang juga layak menjadi hari bersejarah, karena sejak lahirnya dan sepanjang perjalanan bangsa ini ia memang lebih menebar pengaruh organisasi itu adalah organisasi Islam yang bernama Serikat Dagang Islam (SDI) yang berdiri pada tanggal 16 Oktober 1905, tiga tahun lebih awal dari Boedi Oetomo (Arya Sandiyudha, 2006:xi).
Organisasi Islam dulu telah berhasil melahirkan pemuda-pemuda yang menyerukan kebenaran dan kepribadiannya tegas serta mampu memimpin dengan penuh rasa tanggung jawab, seperti, KH. Ahmad Dahlan, pendiri Muhammadiyah; dan H.O.S Tjokroaminoto, pendiri Serikat Islam (SI): atau KH Abdul Qodir Djaelani seorang ulama yang sejak mudanya menjadi penggerak perjuangan Islam dan bangsa.
Tidak terlalau ideal, jika pada zaman inipun kita merindukan para pemuda seperti mereka. Karena banyak instansi dan lembaga-lembaga pendidikan yang mapu dan bersedia menyediakan “ stok” pemuda yang berkualitas. Tapi kita tidak dapat menutuo mata bahw apemuda saat ini telah kehilangan kepemudaannya. Namun percayalah bahwa harapan itu masih ada.
Mahasiswa akan sangat pantas jika mampu menjadi pegerak bangsa, namun mahasiswa yang seperti apa? Apakah mahasiswa – mahasiswa yang selau berdemo tapi menabrak waktu sholat, atau ,ahasiswa yang senang berganti pasangan, atau mahasiswa yang sibuk mengurus organisasi dan politik namun melupakan amanahnya sebagai abdi sang Khollik.
Berbicara tentang mahasiswa berarti membicarakan dirikita, coba bercermin dan tanyakan pada diri sendiri “Apakah kita Pantas menjadi penggerak perubahan Bangsa Indonesia? Lalu apa yang harus kita lakukan untuk bangsa ini? Semoga kisah yang akan dipaparkan dibawah ini cukup menyadarkan kita tentang hakikat pergerakan.
“Alkisah ada seorang pemuda yang sedang sakaratul maut, dia adalah seorang aktivis sebuah organisasi pergerakan.. saat ia sakaratul maut ia berfikir untuk merubah bangsa ini, tapi andai saja ia merubah masyarakat sebelum merubah bangsa ini sepertinya itu lebih mungkin, tapi jika kuurungkan matiku untuk merubah masyarakat lantar kuubah keluargaku sepertinya ini lebih mudah, lalu kuurungkan niatku untuk merubah keluarga lalu kuawali dengan merubah diri maka aku akan mampu mengubah bangsa ini.
“ Sesungguhnya diawal setiap seratus tahun, Allah mengirimkan kepada umat ini orang yang akan memperbarui agama mereka”
(H.R Abu Dawud, Hakim & Ath-Thabrani)



[

Senin, 11 Mei 2009

'Iqab bwat pengurus yang tak ikut ke CIC

Salam Perubahan !!
Sebagai konsekwensi dari sebuah komitmen yang sudah dibangun ...
Mohon mengganti ketidakhadiran anda di Ciwangun Indah Camp (CIC) dengan membuat artikel bebas dengan tema sebagai berikut :
- Peranan Mahasiswa dalam Hari Kebangkitan Nasional.
- Urgensi Organisasi.
- Hardiknas dan Mahasiswa UPI Hari Ini.
minimal 3 halaman a4, tulis tangan dan dikumpulkan paling lambat hari Rabu, 13 Mei 2009 pukul 16.00 di meja KEMABA Gd. FPBS Lt.4 ruang 181.

Ketepatan waktu anda menentukan sejauh mana loyalitas anda pada KEMABA.
semangat teman !!

Syukran,
Rais 'Am BEM KEMABA
Periode 2008-2009

Rihlah ilaa Ciwangun Indah Camp (CIC)



Ahad, 10 Mei 2009 adalah hari dimana kami pengurus BEM KEMABA FPBS UPI Periode 2008-2009 melakukan rihlah ke Ciwangun Indah Camp (CIC), Perjalanan dimulai pukul 08.00 WIB dengan rute start dari depan gedung FPBS UPI, lalu dilanjutkan ke terminal ledeng dan berangkat hingga terminal parongpong, nah dari sini kita mulai jalan kaki sampai ke lokasi.

Tak hanya sekedar rihlah, kita pun menyusun dan membahas SOP (Standar Operasional Prosedure) BEM KEMABA FPBS UPI Periode 2008-2009. Meski tak semua pengurus ikut, namun acara tetap berlangsung dan berjalan dengan aman, lancar, tertib dan terkendali (hehe).

Oiya, dari mulai berangkat, selama diperjalanan, dan sampai di lokasipun kita mencoba menggunakan bahasa arab dalam setiap pembicaraan kita. asyik kan?! ya rihlah di tempat outbond, refreshing, suasana baru, agenda BEM KEMABA terealisasi, plus takallum kita dalam berbahasa arab terlatih ...

anda yang tidak ikut, rugiiiiiiiii bangeeeeeet dah ...
siap-siap di 'iqab ajah yah ... (hehe).(dr2faSya)

ini nih 'iqabnya ...
Design by Sicecepz Visit Original Post Islamic2 Template