Sabtu, 13 Juni 2009

Yang Muda Yang Peduli Pendidikan




Hari Pendidikan Nasional (HARDIKNAS) yang jatuh tanggal 2 kemarin, hanya sedikit saja
masyarakat Indonesia yang menyadari hal tersebut, seperti instansi dan lembaga-lembaga pendidikan yang “merayakan” HARDIKNAS tersebut, ada yang melakukan dengan upacara, diskusi, dan seminar. Bahkan ada yang menanggapi dengan sikap “dingin” momen tersebut. Karena tidak terlalu penting dan berpengaruh pada lembaga atau orang-orang yang tidak terkait dengan pendidikan.
Menurut Menteri pendidikan nasional Bambang Soedibyo dalam pidatonya ketika menghadiri acara HARDIKNAS di Yogyakarta menyatakan “Sebaiknya HARDIKNAS dapat dijadikan sebagai momentum untuk melakukan evaluasi sampai sejauh mana pelaksanaan cita-cita pendidikan sudah tercapai artinya dalam hal ini pemerintah harus meningkatkan kembali mutu pendidikan di Indonesia tanpa melihat latarbelakang sosial, agama, dan suku.” Kita harus melanjutkan juga program wajib belajar 9 tahun agar bangsa Indonesia bisa menjadi lebih cedas lagi serta mendapatkan pendidikan yang layak.
Kalau menurut saya pribadi pendidikan di Indonesia ini sudah lebih baik dari segi fasilitasnya saja, hal lainnya memang harus dikembangkan dengan baik lagi, memang agak sedikit berkembang. Contohnya, kalau dulu Indonesia menargetkan wajib belajar 6 tahun sekarang menjadi wajib belajar 9 tahun, dan ternyata partisipasi masyarakat Indonesia terhadap program ini disambut baik, terlepas dari itu ada yang sangat saya sayangkan, kalau dulu profesi guru dianggap biasa saja, gaji yang kecil dan kurang diminati tetapi kualitas dalam mengajarnya sangat baik, kalau sekarang ini banyak yang ingin menjadi guru karena gajinya sudah layak tapi kualitasnya dalam mengajar sangat menurun.
Kembali dalam HARDIKNAS ini. Dalam peringatan HARDIKNAS orang-orang yang berada dalam pemerintahan khususnya di bidang pendidikan agar mau lebih meningkatkan lagi mutu pendidikan dari mulai sistemnya, kurikulum, bahkan kualitas guru itu sendiri, berbicara masalah guru di Indonesia khususnya di daerah Jawa Barat, Kota Bandung kita mengenal dan mengetahui kampus Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) yang dulu dikenal dengan nama IKIP. Jujur saja UPI itu universitas kebangaan saya karena sekarang saya sedang belajar disana. UPI pasti diidentikkan dengan orang-orang yang telah menyelesaikan studinya akan menjadi guru, padahal hampir setengahnya mahasiswa UPI tidak ada yang ingin meneruskan untuk menjadi guru, hal itu sah-sah saja menurut saya pribadi. Tetapi setidaknya ketika kita menuntut ilmu di universitas ini kita telah dibekali hal-hal dasar untuk menjadi seorang guru, untyk kedepannya kita menjadi guru atau tidak yang lebih terpenting lagi adalah sebagai mahasiswa UPI kita harus lebih peduli pada pendidikan, seperti yang kita ketahui guru adalah sosok teladan bagi murid-muridnya. Terutama kita sebagai mahasiswa harus lebih peduli terhadap momen-momen pendidikan contohnya HARDIKNAS yang jatuh tanggal 2 kemarin, mengingat hanya sedikit sekali dari kalangan mahasiswa yang peduli pada momen ini. Untuk itu setidaknya kita sebagai generasi penerus sedikitnya ada kepedulian untuk membantu pemerintah kita melakukan perubahan di bidang pendidikan yaitu dengan cara melakukan perubahan mulai dari diri sendiri, dari sikap kita karena kita adalah mahasiswa UPI calon penerus guru di Indonesia.

Sundus Afifah (Pend. Bhs arab’06)
Qismu Muwasolah Ijtimaiyah

0 komentar:

Posting Komentar

Design by Sicecepz Visit Original Post Islamic2 Template